Minggu, 31 Januari 2010

jadwal persib putaran 2

Selasa 09 Feb 2010, Persik vs Persib
Minggu 14 Feb 2010, Persebaya vs Persib
Sabtu 20 Feb 2010, Persib vs Persisam
Kamis 11 Mar 2010, Persib vs Bontang FC
Minggu 14 Mar 2010, Persib vs Arema
Rabu 17 Mar 2010, Persib vs Persema
Minggu 21 Mar 2010, PSPS vs Persib
Kamis 25 Mar 2010, Persija vs Persib
Minggu 04 Apr 2010, Persela vs Persib
Sabtu 10 Apr 2010, Persijap vs Persib
Sabtu 24 Apr 2010, Pelita Jaya vs Persib
Rabu 28 Apr 2010, Persitara vs Persib
Minggu 02 Mei 2010, Persib vs Persipura
Kamis 06 Mei 2010, Persib vs Persiwa
Minggu 16 Mei 2010, Persib vs Sriwijaya FC
Rabu 26 Mei 2010, Persib vs Persiba
Minggu 30 Mei 2010, Persib vs PSM

Jumat, 29 Januari 2010

Tubuh perokok

[Info] TERAPI ALAM – Mengobati Jerawat dengan Cara Alami

Jerawat merupakan jenis penyakit kulit yang biasa ditemukan di semua kalangan, terutama remaja. Penyebabnya antara lain faktor keturunan, ketidakseimbangan hormon, bakteri, tekanan psikologis, dan cuaca.
Umumnya jerawat muncul pada masa remaja, tapi tidak jarang orang dewasa yang mengalaminya. Bagi kaum perempuan jerawat bisa muncul apabila datang haid atau hamil dan bisa muncul di bagian tubuh mana saja, tidak hanya di wajah. Selain itu alergi terhadap obat tertentu juga dapat merangsang tumbuhnya jerawat.
Munculnya jerawat juga sering dikaitkan dengan konsumsi makanan tertentu seperti kacang-kacangan, cokelat, atau goreng-gorengan. Meski demikian belum ada hasil penelitian yang menguatkan dugaan ini.
Semua tipe jerawat —baik komedo, jerawat biasa, maupun jerawat batu— memang sangat mengganggu. Namun cara-cara berikut ini dapat dilakukan sendiri guna mencegah maupun mengobati jerawat. Bahan-bahan berasal dari sekitar kita dengan cara yang tidak sulit dan menyita waktu.
Cuci Muka
Kulit wajah yang berminyak atau wajah yang mempunyai kecenderungan muncul jerawat harus dibersihkan dua kali sehari. Sangat dianjurkan mencuci muka dengan pembersih yang PH-nya sedikit asam untuk menjaga kebersihan wajah yang berjerawat.
Air seduhan 7-10 lembar daun sirih (Piper betle) mujarab untuk mematikan bakteri yang menyebabkan jerawat sehingga dapat digunakan untuk mencuci muka sebanyak dua atau tiga kali sehari.
Menurut pengalaman beberapa orang, membasuh wajah dengan air es juga dapat mengurangi timbulnya jerawat. Hal ini dipercaya dapat mengurangi minyak pada wajah.
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), yang ditumbuk halus dan dicampur dengan sedikit air garam juga dapat digunakan untuk membersihkan wajah berjerawat. Menurut beberapa ahli kulit, belimbing wuluh bersifat sejuk, dan berkhasiat sebagai antiradang dan astrigen (memperkecil pori-pori kulit wajah).
Wajah berjerawat juga lebih segar jika diuapi dengan seduhan satu bungkus daun teh. Sebungkus kecil daun teh yang diseduh dengan air panas baru mendidih, lalu uapkan pada wajah yang berjerawat.
Masker
  • Buah mengkudu dapat dimanfaatkan sebagai masker pemulus wajah. Masker mengkudu tidak hanya mengatasi jerawat, panu, kulit yang keriput dan kering pun hilang lenyap, otot-otot muka menjadi lebih relaks.
  • Jeruk nipis (Citrus aurantium) yang dioleskan pada wajah malam hari sebelum tidur dan baru dibersihkan pada pagi harinya, dapat digunakan untuk menghilangkan jerawat. Hal yang sama juga dapat dilakukan dengan buah tomat (Solanum lycopersicum).
  • Masker lain yang dapat digunakan mengatasi jerawat adalah masker temulawak (Curcuma xanthorizza). Kompres wajah dengan air es setelah menggunakan masker akan membantu meningkatkan hasilnya.
  • Daun dewa dan mahkota dewa juga berkhasiat sebagai obat jerawat. Tanaman lain yang dapat dimanfaatkan sebagai masker antijerawat adalah tumbukan pucuk daun jambu batu (Psidium guajava). Lidah buaya (Aloe vera) yang terkenal dapat menghaluskan kulit juga dapat digunakan sebagai masker penghilang jerawat.
  • Kentang (Potato solanum tuberosum) juga dapat dikompreskan pada jerawat. Potongan kentang yang diiris tipis-tipis ditempelkan pada kulit yang meradang karena jerawat hingga warna kentang keabu-abuan dan kering.
Sedangkan flek-flek hitam di wajah bekas jerawat dapat dihilangkan dengan masker jagung (Zea mays) muda atau bengkoang. Parutan jagung muda atau bengkoang dioleskan ke bagian-bagian yang hitam lalu diamkan sampai mengering.
Jerawat jenis komedo dapat dihilangkan dengan masker peel off dari gelatin buatan sendiri. Bahan-bahannya:
  • satu sendok makan bubuk gelatin yang bisa dibeli di pasar swalayan, dua sendok makan susu cair dingin, dan satu butir putih telur.
  • Susu cair dingin dan gelatin dicampur lalu dipanaskan, jaga jangan sampai menggumpal. Setelah leleh, dinginkan sampai hangat, lalu campurkan dengan putih telur. Oleskan adonan tadi ke wajah, kecuali seputar mata dan bibir.
(nat – Sinar Harapan 2003)

sekilas tentang KH. FUAD AFFANDI, , dikutip dari facebooknya, ,


Aktivitas Beliau:
Bertani, Mengaji, Kegiatan Seni, Olahraga dan Pemberdayaan Rakyat
Minat Beliau:
Ilmu, seni dan budaya: Beberapa penghargaan yang pernah diterima Fuad Affandi: 1. Tanda Kehormatan Satya Lancana Wirakarya, sebagai penghargaan atas Darma Bakti kepada Bangsa dan Negara oleh Presiden RI Bachrudin Jusuf Habibie (1998). 2. Penghargaan Parama Bhoga Nugraha Hari Pangan Sedunia XIX dan Hari Wanita Pedesaan Sedunia IV Menteri Negara Pangan dan Hortikultura Prof. Dr F.A Moloek (1999). 3. Kalpataru untuk Kategori penyelamat Lingkungan dari Presiden Megawati Sukarno Putri oleh Kantor Kementerian Lingkungan Hidup (2003). 4. Penghargaan Bakti Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah Ali Marwan Hanan (2003). 5. penghargaan Organisasi Sosial Berprestasi (Juara I) tingkat Propinsi Jawa Barat tahun dari Gubernur Jawa Barat Danni Setiawan ( 2005) 6. Penghargaan sebagai pelaku usaha yang menerapkan pedoman budidaya yang baik –good agricultural practices (GAP), dalam rangka bulan mutu nasional sektor pertanian, Menteri Pertanian Ir Anton Apriyantono MS (2006) 7. Penghargaan dari Bank Danamon (Danamon Award) Kategori penghargaan Nirlaba (2007) 8. Penghargaan “Polisi Masyarakat" Kepolisian Resort Kabupaten Bandung oleh Kapolres Imran Yunus (2009) 9. Dan lain-lain sebagainya.
Tentang Beliau:
Fuad Affandi, seorang manusia biasa. Bekerja untuk masyarakat melalui lembaga Yayasan Pondok-Pesantren Al-Ittifaq, Rancabali, Bandung. Pernah Sekolah Rakjat sampai kelas 4. Lalu nyantri di Sukasari Bandung, Sumedang, Banjarpatroman Ciamis, Al-Hidayah Lasem (sering ngaji di Pesantren Sarang Rembang juga), kemudian ke Pesantren Sunan Drajat Lamongan, dan beberapa pondok-pesantren di Jawa Timur lainnya sebagai Santri Kelana antara tahun 1957-1966. Melalui Fesbuk ini semoga kita bisa bersama-sama dalam jalinan kerjasama yang baik. (Kalau saya sibuk, Zaenal Arifin yang memegang kendali harian fesbuk ini. Saya akan selalu membaca pesan dan berusaha membalas pesan yang masuk) Nyentrik… mungkin Mang Tonggoh (KH. Fuad Affandi) adalah salah satu kiai yang tidak pernah tampil seperi Kiai pada umumnya. Dalam kesehariannya Mang Tonggoh tampil begitu sederhana tidak jarang kita melihat Mang Tonggoh tampil dengan celana… kaos oblong dan memakai topi berwarna coklat. Jarang terlihat menggunakan sorban atau jubah arab yang selalu terbelit di badan Kiai lain. Bahkan semua orang pun memanggilnya Mang Tonggoh, bukan kiai, tuan guru atau bahkan “SYEH” yang pernah menjadi polemic. ketika kiai lain sibuk dengan pelarangan kesenian, mang haji justru selalu mengedepankan kesenian daerah, bahkan belum lama ini dalam sebulan mang tonggoh menampilkan kesenian wayang golek selama 2 kali. Dan tercatat lebih dari 500 shalawat bernuansa etnis sunda dan jawa, yang selalu bergantian dikumandangkan oleh para santri ketika hendak adzan berkumandang. Sosok panutan di berkeluarga baik bagi anak-anak nya maupun bagi masyarakat luas. Mang Tonggoh tetap teguh dengan prinsip untuk hanya memiliki seorang istri. Lebih baik menikahkan santri, dari pada harus beristri lagi. sahut Mang Tonggoh. Bahkan ada yang seorang santri dari Nusa Tenggara Barat yang pernah mengatakan kalo di tempatnya belumlah dipanggil Tuan Guru kalau masih beristri satu, mungkin itulah kenapa sampai sekarang Kiai Fuad Affandi lebih sreg untuk dipanggil Mang Tonggoh atau Mang Haji. Sebuah kesederhanaan dan keteladanan yang bisa menjadi panutan bagi kita semua apalagi di tengah kemerosotan panutan yang terjadi di Negara kita tercinta ini, dimana kepalsuan dan keserakahan sudah menjadi potret bangsa Indonesia.

LM3 AI-ITTIFAQ "MEMBANGUN KERJASAMA TAK BIASA"



Ditulis oleh ganjar
Wednesday, 13 August 2008
LM3 AI-ITTIFAQ
"MEMBANGUN KERJASAMA TAK BIASA"

Ittifaq-H_Fuad.jpg
Adalah KH. Fuad Affandi, sosok lelaki bersarung yang menawarkan kerjasama tak biasa, kerjasama dengan kaum miskin, kaum yatim piatu yang kadang dianggap tidak memiliki apa-apa. Bagaimana pun haji Fuad dengan konsep kerjasama ini sudah meramaikan dunia agribisnis kita. Perlu lebih dari 50 tahun, Al Ittifaq melepaskan selubung ketidakberdayaan. Selama itu, harkat pondok pesantren selalu diidentikkan dengan ‘kekumuhan’, ‘ketidakberdayaan, serta ‘keterbelakangan’ yang tak mengenal kemajuan jaman.

Sejak 1992, citra semacam itu, pelan-pelan memudar. Di pesantren ini, mulai terlihat kesibukan para santri yang mengisi hari-harinya dengan kerja. Kerja mencangkul di ladang. Kerja mengairi tanaman. Kerja memberi makan ternak. Kerja apa saja termasuk yang paling dominan adalah kerja memilih, mengemas berbagai komoditi sayuran agar mempunyai nilai tambah ketika dijual di pasar.

Ittifaq-Usaha1.jpgKerja keras itu tak sia-sia. Kini, Pesantren Al-ittifaq dikenal sebagai pesantren agribisnis dan aktif memasok sayuran ke beberapa supermarket di Bandung dan Jakarta. Tentu saja, semuanya tak lepas dari gelombang pasang surutnya perjuangan membangun kerjasama.

Istimewanya, meski kesuksesan itu kini melebur dalam aura pesantren, Al-Ittifaq tetaplah sebuah pesantren. Ditengah kesibukan atmosfir kerja itu, manakala waktu sholat menjelang dan suara adzan bekumandang, maka bergegaslah para santri-santri itu meninggalkan pekerjaannya berlomba memenuhi panggilan Ilahi, memenuhi kewajibannya mendirikan sholat lima waktu sehari sebagai tiang agamanya. Ini akan selalu menjadi tata nilai para santri dan menjadi kesepakatan bersama, meski ketika itu mereka sedang tanggung kerja di ladang, atau sedang tanggung dalam pertemuan dengan pejabat, sedang tanggung mengemas barang, sedang tanggung menghadapi pembeli, maka semuanya akan ditinggalkan dan memilih bergegas, berlomba memenuhi kewajibannya menjalankan perintah Tuhannya.

Ittifaq-Santri.jpgBagi mereka, tani ini untuk ngaji, dagang juga untuk ngaji, semua hal untuk ngaji, dan bukan sebaliknya. Tegasnya jika agribisnis merupakan godaan dan gangguan untuk kelancaran pesantren, maka Al-Ittifaq lebih memilih pesantren. Tetapi jika agribisnis justru malah melancarkan pesantren, maka keduanya dapat dijalankan. Dan tampaknya selama ini agribisnis melancarkan pesantren, sehingga keduanya dapat dijalankan untuk saling memperkuat.

Terlebih lagi dalam kesemestaan nilai, berjuang membangun agribisnis juga adalah isinya tidak terlepas dari nilai sebuah ibadah. Ibadah di jalan Allah untuk memerangi kemiskinan karena ternyata di dunia pertanian, banyak petani miskin yang masih berdaya. Mereka menanam, mereka bekerja menghasilkan pangan bagi kita semua, tetapi kadang mereka diperlakukan tidak adil, apa yang mereka hasilkan harganya malah ditentukan bukan oleh mereka sendiri. Kadang mereka membeli benih dan sarana produksi lainnya dengan harga dollar, tetapi ketika panen, maka produksinya cuma dibeli dengan nilai rupiah.

Kasihan mereka itu, padahal mereka itulah sebenarnya pahlawan pembela negeri ini, karena di tangan merekalah bumi Allah ini dihidup-hidupkan dengan menanam berbagai tanaman yang sangat berguna sebagai bahan pangan bagi berjuta mulut yang kelaparan. Petani sejak dulu kala, tak pernah berhenti menjalankan kewajibannya ini hanya untuk kita. Mereka sungguh orang-orang yang sangat berjasa.

Dorongan untuk memberdayakan petani sayur mayur itulah yang memberi lecutan bagi pesantren ini untuk membangun sebuah kerjasama. Sebab tanpa kerjasama, petani akan ‘perang’ dengan sesama petani saudaranya sendiri. Para tengkulak tidak mau peduli dengan petani, yang mereka tahu cuma satu, yaitu tentang harga. Ketika sayuran sedang berlimpah, maka harganya akan jatuh, dan inilah yang bisa menjadi petani murka. Bila petani murka, maka tak heran jika ada petani yang merusak kubisnya di lahan mereka sendiri, ada perang lempar melempar tomat pada truk sayuran yang sedang lewat. Disini, petani sudah tidak menghargai lagi terhadap segala hasil kerja kerasnya.

Ittifaq-Usaha2.jpgWaktu pertama kali memberdayakan petani setempat, golok pun pernah kami hadapi. Ihwalnya, saat itu kami menganjurkan masyarakat menanam tomat dan kubis. Tak disangka, pada saat panen, harga kedua komoditas itu jatuh sehingga membuat petani murka. Mereka mendatangi pondok pesantren. Untunglah kemarahan mereka dapat diredakan, tetapi kejadian ini sempat menekan, meski demikian gelombang seperti ini tak menyurutkan tekad kami untuk meningkatkan harkat dan derajat petani agar mampu berjuang membangun agribisnis. Gambaran-gambaran seperti inilah yang melatar belakangi, mengapa Pondok Pesantren Al-ittifaq menjadi Pesantren Agribisnis.

Membangun kerjasama memang tidak mudah. Baik dengan yang tidak mampu maupun dengan yang kaya raya dan fasilitas serba lengkap, prinsipnya sama saja. Pada keduanya harus ada kepentingan yang sama, kepentingan yang saling menguntungkan untuk ke dua belah pihak. Kerjasama yang tidak timpang, tidak berat sebelah. Kerjasama yang memiliki kesejajaran dan saling melindungi.

Tetapi itulah yang dilakukan oleh pesantren Al-Ittifaq ini. Bayangkan, ke dalam, pesantren ini membangun kerjasama dengan para santri-santri, yang sebagian besar mereka ini dari golongan yang tidak mampu dan juga yatim piatu. Di sisi lain, ke luar, pesantren ini membangun kerjasama dengan para konglomerat, orang-orang yang sangat mampu dengan fasilitas modern yang sangat lengkap. Ini semua menjadi tantangan yang amat menggairahkan bagi pesantren ini.

Strategi yang pertama dilakukan adalah orientasi ke dalam, yaitu membangun kerjasama dengan para santri. Tujuannya adalah agar mereka yang pada awalnya merasa dari golongan yatim piatu dan merasa tidak memiliki apa-apa ini dibangun, pertama adalah kepercayaan dirinya sebagai potensi sumberdaya manusia yang handal, kemudian melatih mereka agar memiliki ketrampilan dan pengetahuan praktis agar dapat menghasilkan sesuatu. Langkah ini sangat penting, karena secara rasional jika mereka sendiri-sendiri berkeliaran di luar, maka sudah dapat dipastikan mereka tidak akan mampu bersaing. Malah yang sangat dikhawatirkan adalah mereka menjadi telantar, lebih parah lagi mereka dapat menjadi beban sosial yang meresahkan masyarakat. Dan ini tidak boleh pernah terjadi. Jadi disini, ada kepentingan yang sangat relevan dengan misi pesantren, yaitu untuk menolong yang miskin, lemah dan tak berdaya menjadi kuat dan berdayaguna.

Orang lain mungkin akan mengira jika kita bekerjasama dengan orang yang tak mampu, maka kita akan ikut terseret menjadi tambah susah. Dan bagi orang lain, mungkin akan lebih baik tinggalkan saja si miskin itu, lalu jabat tangan orang yang punya harta berlebih dan itu akan sangat menguntungkan bagi kita. Al-Ittifaq mempunyai pengalaman lain yang menunjukan , bahwa bekerjasama dengan kaum kecil ternyata memiliki keindahan tersendiri. Mereka justru mampu menumbuhkan rasa kebersamaan yang sulit dibayangkan, kebersamaan yang hangat dan saling melindungi dan totalitas kerja hanya untuk kepentingan pesantren, karena bagi mereka pesantren ini tak ubahnya adalah diri mereka sendiri, bagi mereka membela pesantren adalah juga membela kepentingan mereka sendiri. Inilah kekuatan bekerjasama dengan mereka yang saling menguntungkan.

Sedang dengan pihak luar, strategi yang diterapkan adalah membangun kepercayaan pihak luar, terutama mematuhi terhadap kesepakatan-kesepakatan yang dibangun. Berulang-ulang pesantren ini tersandung pada berbagai kegagalan secara terus-menerus. Ini terjadi karena kesalahan teknis semata. Karena kebodohan dan ketidak tahuan yang tidak memenuhi bukan hanya standar kualitas belaka, tetapi juga kwantitas dan ketepatan waktupun menjadi prasyarat terciptanya kerjasama dengan pihak-pihak konglomerat itu.

Kini, pesantren Al-ittifaq menjadi salah satu penyalur buah dan sayur untuk pasar swalayan di Jakarta yaitu Hero, Makro dan Giant. Adapun di Bandung seluruh pasar swalayan menjadi langganannya, seperti Yogya, Matahari dan Superindo. Kapasitas produksinya sekitar 3.5 ton per hari, satu ton dari lahan pesantren dan sisanya dari lahan kurang lebih 400 orang warga sekitar. Jenis komoditas terdiri atas berbagai jenis sayuran dan buah-buahan, seperti antara lain tomat, wortel, buncis, bawang daun dan selada. Ini semua dirintisnya dalam rentang waktu yang cukup lama, sejak tahun 1993.

KH. Fuad Affandi mempunyai banyak pengalaman di bidang pertanian. Contohnya, antara lain: di tahun 1991 telah mengikuti Pelatihan Inkubator Agribisnis di Balai Diklat Lembang. Kemudian pada tahun 1993, beliau magang mengenai green house di Belanda selama 3 bulan. Pada tahun 1995, beliau juga magang mengenai design produk/pengepakan di Jepang, dan di tahun 1996, beliau mengkuti pelatihan manajemen agribisnis di Bali. Dengan pengalaman pertanian tersebut KH.Fuad Affandi berhasil membina para santri dan masyarakat sekitarnya dalam berusaha agribisnis.

Selanjutnya, dengan berdirinya Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) yang berdiri sejak Th 1997. Ponpes membina 4 kelompok tani dengan jumlah anggota 80-90 orang/kelompok. Yayasan menjunjung tinggi komitmen 3K yang disepakati dengan pasar meliputi : Kualitas, Kuantitas dan Kontinuitas. Dibantu seorang penyuluh yang membina 4 kelompoktani tersebut, telah diatur jadwal penanaman per musim yang tepat dan baik sehingga menghasilkan waktu panen yang berkelanjutan.

ittifaq.jpgYayasan Al Ittifaq yang beralamat di Desa Alam Endah Kecamatan RancaBali Ciburial Bandung Jawa Barat. Ponpes ini berdiri pada tahun 1934. KH. Fuad Affandi adalah pemimpi Al-Ittifaq generasi ketiga atau cucu dari sang pendiri KH Mansyur. Sepertti sebuah pesantren pada umumnya, Al-Ittifaq merupakan pondok pesantren yang merupakan kelembagaan yang mantap dan menyatu dengan masyarakat di Desa Ciburial. Pada awalnya, pesantren ini pun menganut pola lama yang membatasi para santrinya untuk mengenal pengetahuan di luar ajaran agama yang dimiliki pesantren. Namun KH. Fuad Affandi berpikir, jika pola seperti itu terus dipertahankan, maka masyarakat setempat dan para santri tidak akan maju. Tekad mengangkat harkat dan martabat santri dan masyarakat petani sekitar membuat dia mengubah pemahaman tersebut.

Inilah yang membedakan Pesantren Al-Ittifaq dengan yang lainnya adalah dengan dimulainya sistem pendidikan terpadu. Al-Ittifaq tidak sekedar mendidik santri-santrinya setiap hari menjalankan ibadah dan ibadah semata dengan hanya menghafalkan ayat-ayat suci tanpa tahu makna kandungan isi dari ayat-ayat tersebut. Al-Ittifaq tidak berhenti hanya pada mengajarkan ayat-ayat saja dan mengajarkan santri menjadi tukang doa semata. Tetapi menggali makna dibalik ayat-ayat yang kaya kandungan ilmu yang penuh petunjuk itu, lalu dijadikanlah amal yang harus dijalankan. Karena pada keyakinnya, sesungguhnya pada ayat-ayat suci itu tersimpaqn kandungan ilmu yang akan mapu menuntun manusia untuk dapat hidup di dunia yang maha luas ini.

Kemudian, ilmu cara bertanilah yang dipilh pesantren ini untuk lebih didalami, karena alangkah sayangnya alam desa Ciburial yang demikian subur, indah dengan air yang selalu mengalir gemericik tak pernah habis ini tidak dimanfaatkan sebagai anugerah Allah yang Maha Pengasih untuk disyukuri dan dimanfaatkan bagi kepentingan mereka sendiri dan kemanusiaan. Keinginan yang sangat kuat inilah yang mendorong pesantren Al-Ittifaq untuk mengembangkan cara-cara lama kepada cara–cara baru yang lebih dibutuhkan dalam mengembangkan sistem pendidikan terpadu antara ilmu agama dan ilmu budidaya pertanian. Dengan masih memegang teguh ajaran agama, dengan artian jika cara-cara baru dalam pengembangan agribisnis ini mengganggu kekhusuannya dalam menggali ilmu agama, maka pesantren ini akan kembali ke cara lama, meninggalkan agribisnis dan lebih memilih ilmu agama.

Dengan semangat baru itulah, Yayasan Al Ittifaq memiliki visi dan misi yaitu selain berperan dalam mencetak kader pemuka agama dan mencerdaskan masyarakat juga menanamkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian bagi para santri dan pengelola. Dengan esensi misi yang paling mendasar yaitu membangun kerjasama yang saling memberi kehangatan, saling melindungi, saling memiliki yang berdampak pada saling menguntungkan pada semua pihak. Karena Al-Ittifaq itu sendiri berarti kerjasama. Kerjasama itu kata kunci. Sebab di dunia yang luas ini, mustahil orang hidup tanpa kerjasama. Jadi mau tidak mau, senang tidak senang setiap orang harus bekerjasama. Kerjasama tidak hanya dengan orang yang mampu tetapi kerjasama yang belum biasa dikerjakan orang adalah kerjasama dengan kaum miskin, kaum yang tidak berdaya.
Senyatanyalah, lembaga ini dengan apa yang telah dilakukannya sungguh sangat berpotensi tidak hanya sebagai pelopor pembangunan masyarakat tetapi juga berpotensi untuk dapat berkembang dan dikembangkan sebagai pelaku ekonomi yang aktiv. Bagaimanapun, Al-Ittifaq dengan konsep kerjasamanya ini telah ikut meramaikan dunia agribisnis kita.

Sumber: Bianglala LM3, Badan Pengembangan SDM Pertanian, 2007

Senin, 25 Januari 2010

Anda tahu kenapa Indonesia tidak menjadi negara maju?

Karena rakyat Indonesia sejak dini sudah didoktrin dengan lagu2 yang

tidak bermutu & mengandung banyak kesalahan, mengajarkan kerancuan, Dan
menurunkan motivasi.

Mari Kita buktikan :

Lagu pertama:

"Balonku Ada 5… Rupa-rupa warnanya… Merah, kuning, kelabu…..
Merah muda Dan biru …
Meletus balon hijau , dorrrr!!!"
Perhatikan warna-warna kelima balon tsb, kenapa tiba2 muncul warna
hijau?
Jadi jumlah balon sebenarnya Ada 6, bukan 5 ! -:)

Lagu kedua:

"Aku seorang kapiten… Mempunyai pedang panjang…
Kalo berjalan prok..prok.. Prok… Aku seorang kapiten!"
Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di bait
Kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi) Harusnya dia tetap
konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya seharusnya dia
bernyanyi : "mempunyai sepatu Baja (bukan pedang panjang).. Kalo berjalan
prok..prok. . Prok.." nah, itu baru klop!
Jika ingin cerita tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi :
"mempunyai pedang panjang… Kalo berjalan ndul…gondal. .gandul.. Atau
srek.. Srek.. Srek.." itu baru sesuai dgn kondisi pedang panjangnya!

Lagu ketiga:

"Bangun tidur Ku terus mandi.. Tidak lupa menggosok gigi.. Habis mandi
Ku tolong ibu.. Membersihkan tempat tidurku.." Perhatikan setelah habis
mandi langsung membersihkan tempat tidur.
Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam
menyelesaikan tugasnya Dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi seharusnya si
anak pakai baju dulu Dan tidak langsung membersihkan tempat tidur
dalam kondisi basah Dan telanjang!

Lagu keempat:

"Naik-naik ke puncak gunung.. Tinggi.. Tinggi sekali..kiri kanan
kulihat saja.. Banyak pohon
Cemara..2X"
Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat Dan
motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung yang
tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam mendaki
lalu jadi bingung Dan gak tau mau berbuat apa, bisanya cuma noleh ke
kiri ke kanan aja, gak maju2!

Lagu kelima:

"Naik kereta api tut..tut..tut. . . Siapa hendak turut ke Bandung ..
Sby.. Bolehlah naik dengan percuma..ayo kawanku lekas naik.. Keretaku tak
berhenti lama"
Nah, yg begini ini yg parah! Mengajarkan anak-anak kalo sudah
Dewasa maunya gratis melulu.
Pantesan PJKA rugi terus! Terutama jalur Jakarta-Malang Dan
Jakarta-Surabaya!

Lagu keenam:
"Di pucuk pohon cempaka.. Burung kutilang berbunyi.. Bersiul2 sepanjang
Hari dg tak
Jemu2..mengangguk2 sambil bernyanyi tri li li..li..li.. Li..li.."
Ini juga menyesatkan Dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita yg
Sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit.. Cuit!
Kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang (catatan: acara
lagu anak2 dgn presenter Agnes Monica waktu dia masih kecil adalah tra
la la tri li li!), bukan burung!

Lagu ketujuh

"Pok am¨¦ am¨¦.. Belalang kupu2.. Siang makan nasi, kalo malam
minum Susu.."
Ini jelas lagu dewasa Dan tidak konsumsi anak2!
Karena yg disebutkan di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan
anak Kecil.
Kalo anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem
ya Minum susu!

Lagu kedelapan

"Nina bobo Nina bobo oh Nina bobo… Kalau tidak bobo digigit nyamuk"
Menurut psikolog: jadi sekian tahun anak2 Indonesia diajak tidur dgn
lagu yg penuh nada mengancam. Dan justru waktu tidur Kita sering digigit
nyamuk

Lagu kesembilan:

"Bintang kecil dilangit yg biru…"
Ini menunjuk pada sesuatu yang tidak pada kenyataan Dan membingungkan
Bintang khan adanya malem, lah kalo malem kok warna langitnya biru?
Lagu Kesepuluh:

"Ibu Kita Kartini…harum namanya"
Mana yang benar… Tidak pernah memperoleh penjelasan Ibu Kita itu
namanya Kartini atau Harum?

Lagu kesebelas:

"Pada Hari minggu kuturut ayah ke kota …naik delman istimewa kududuk
di muka"
Apakah memang anak harus duduk di depan? Seperti Kita lihat mereka yang
menggunakan sepeda motor sekarang ini…. Anak selalu di depan

Lagu keduabelas

"Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun Kita…"
Kalo mau nanam jagung, ngapain dalam-dalam emang MO bikin sumur?
Mungkin yang inilah yang membuat Kita-Kita ini semua sekarang menjadi orang
yang tidak bisa berpikir jernih

seer di toong