Jumat, 29 Januari 2010

sekilas tentang KH. FUAD AFFANDI, , dikutip dari facebooknya, ,


Aktivitas Beliau:
Bertani, Mengaji, Kegiatan Seni, Olahraga dan Pemberdayaan Rakyat
Minat Beliau:
Ilmu, seni dan budaya: Beberapa penghargaan yang pernah diterima Fuad Affandi: 1. Tanda Kehormatan Satya Lancana Wirakarya, sebagai penghargaan atas Darma Bakti kepada Bangsa dan Negara oleh Presiden RI Bachrudin Jusuf Habibie (1998). 2. Penghargaan Parama Bhoga Nugraha Hari Pangan Sedunia XIX dan Hari Wanita Pedesaan Sedunia IV Menteri Negara Pangan dan Hortikultura Prof. Dr F.A Moloek (1999). 3. Kalpataru untuk Kategori penyelamat Lingkungan dari Presiden Megawati Sukarno Putri oleh Kantor Kementerian Lingkungan Hidup (2003). 4. Penghargaan Bakti Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah Ali Marwan Hanan (2003). 5. penghargaan Organisasi Sosial Berprestasi (Juara I) tingkat Propinsi Jawa Barat tahun dari Gubernur Jawa Barat Danni Setiawan ( 2005) 6. Penghargaan sebagai pelaku usaha yang menerapkan pedoman budidaya yang baik –good agricultural practices (GAP), dalam rangka bulan mutu nasional sektor pertanian, Menteri Pertanian Ir Anton Apriyantono MS (2006) 7. Penghargaan dari Bank Danamon (Danamon Award) Kategori penghargaan Nirlaba (2007) 8. Penghargaan “Polisi Masyarakat" Kepolisian Resort Kabupaten Bandung oleh Kapolres Imran Yunus (2009) 9. Dan lain-lain sebagainya.
Tentang Beliau:
Fuad Affandi, seorang manusia biasa. Bekerja untuk masyarakat melalui lembaga Yayasan Pondok-Pesantren Al-Ittifaq, Rancabali, Bandung. Pernah Sekolah Rakjat sampai kelas 4. Lalu nyantri di Sukasari Bandung, Sumedang, Banjarpatroman Ciamis, Al-Hidayah Lasem (sering ngaji di Pesantren Sarang Rembang juga), kemudian ke Pesantren Sunan Drajat Lamongan, dan beberapa pondok-pesantren di Jawa Timur lainnya sebagai Santri Kelana antara tahun 1957-1966. Melalui Fesbuk ini semoga kita bisa bersama-sama dalam jalinan kerjasama yang baik. (Kalau saya sibuk, Zaenal Arifin yang memegang kendali harian fesbuk ini. Saya akan selalu membaca pesan dan berusaha membalas pesan yang masuk) Nyentrik… mungkin Mang Tonggoh (KH. Fuad Affandi) adalah salah satu kiai yang tidak pernah tampil seperi Kiai pada umumnya. Dalam kesehariannya Mang Tonggoh tampil begitu sederhana tidak jarang kita melihat Mang Tonggoh tampil dengan celana… kaos oblong dan memakai topi berwarna coklat. Jarang terlihat menggunakan sorban atau jubah arab yang selalu terbelit di badan Kiai lain. Bahkan semua orang pun memanggilnya Mang Tonggoh, bukan kiai, tuan guru atau bahkan “SYEH” yang pernah menjadi polemic. ketika kiai lain sibuk dengan pelarangan kesenian, mang haji justru selalu mengedepankan kesenian daerah, bahkan belum lama ini dalam sebulan mang tonggoh menampilkan kesenian wayang golek selama 2 kali. Dan tercatat lebih dari 500 shalawat bernuansa etnis sunda dan jawa, yang selalu bergantian dikumandangkan oleh para santri ketika hendak adzan berkumandang. Sosok panutan di berkeluarga baik bagi anak-anak nya maupun bagi masyarakat luas. Mang Tonggoh tetap teguh dengan prinsip untuk hanya memiliki seorang istri. Lebih baik menikahkan santri, dari pada harus beristri lagi. sahut Mang Tonggoh. Bahkan ada yang seorang santri dari Nusa Tenggara Barat yang pernah mengatakan kalo di tempatnya belumlah dipanggil Tuan Guru kalau masih beristri satu, mungkin itulah kenapa sampai sekarang Kiai Fuad Affandi lebih sreg untuk dipanggil Mang Tonggoh atau Mang Haji. Sebuah kesederhanaan dan keteladanan yang bisa menjadi panutan bagi kita semua apalagi di tengah kemerosotan panutan yang terjadi di Negara kita tercinta ini, dimana kepalsuan dan keserakahan sudah menjadi potret bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

seer di toong