Senin, 02 Januari 2012

ringkasnya psikologi transpersonal

pengembangan Psikologi mengarah kepada usaha untuk menjadikan nilai budaya dan Agama sebagai obyek kajian Psikologi dan sebagai sumber inspirasi bagi pembangunan teori-teori Psikologi. Kemudian lahir Psikologi Humanistik dan Psikologi Transpersonal (Baharudin, 2004: 6). Pada tahun 1987, Rolston menggunakan Psikoanalisa Behaviorisme dan Psikologi Humanistik dalam meninjau kembali pemahaman tentang doktrin-doktrin Agama. Tahun 1988, Sperry menggunakan Psikologi Kognitif untuk mendefinisikan kembali keimanan (Jalaluddin Rakhmat, 2004: 138).

Dari keempat periode tersebut menunjukkan bahwa Psikologi itu posisinya ada di atas Agama. Maksudnya adalah Agama dijadikan obyek penelitian Psikologi. Menanggapi hal tersebut, ada penemuan baru yang dilakukan oleh Jones. Jones menawarkan  sebuah hubungan antara Agama dan Psikologi  yaitu dengan interaksi kritis-evaluatif. Teori ini menuntut peneliti untuk menguji dan mengevaluasi teori-teori Psikologi tersebut apakah bertentangan dengan keyakinan Agama. Sehingga, Psikologi diletakkan di bawah telaah Agama (Jalaluddin Rakhmat, 2004: 139).

Berdasar pertentangan antara Agama dan Psikologi ini, maka Agama dan Psikologi hendaknya menjadi mitra sejajar yang keduanya dapat mengkaji satu dengan yang lain. Artinya adalah Agama dapat mengkaji Psikologi (Agama mengevaluasi teori-teori Psikologi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

seer di toong